Cendekiawan dan mahasiswa India akan mendapatkan akses yang belum pernah terjadi sebelumnya ke hampir 13.000 jurnal ilmiah di bawah perjanjian monumental yang diumumkan oleh pemerintah India. Mulai 1 Januari 2025, skema One Nation One Subscription akan memberi sekitar 18 juta mahasiswa, fakultas, dan peneliti akses gratis ke jurnal berbayar terkemuka melalui platform terpadu. Menurut laporan resmi, inisiatif ini diatur untuk mengubah akses ke sumber daya akademik di 6300 lembaga yang didanai pemerintah di India.
Kesepakatan Berlangganan Global Terbesar Diselesaikan
Laporan menunjukkan bahwa kesepakatan tiga tahun, yang dinegosiasikan dengan 30 penerbit besar seperti Elsevier, Springer Nature, Wiley, dan lainnya, akan menelan biaya sekitar $ 715 juta bagi India. Jumlah ini melampaui $200 juta yang dihabiskan lembaga yang didanai pemerintah setiap tahun untuk berlangganan pada tahun 2018, seperti yang dicatat oleh Devika Madalli, Direktur Pusat Jaringan Informasi dan Perpustakaan. Namun, Madalli menyatakan dalam Science bahwa perjanjian tersebut mencakup lebih banyak jurnal dan menguntungkan lebih banyak pembaca, sehingga hemat biaya.
Manfaat bagi Lembaga yang Kekurangan Dana Disorot
Dalam sebuah wawancara dengan Science, Aniket Sule dari Pusat Pendidikan Sains Homi Bhabha menyatakan optimisme tentang rencana tersebut, menyoroti dampaknya terhadap institusi yang kekurangan dana. Dia menjelaskan bahwa universitas dan perguruan tinggi yang kekurangan sumber daya untuk langganan jurnal yang beragam sekarang akan memiliki akses ke materi akademik yang lebih luas. Lembaga dengan langganan khusus dapat memperluas jangkauan mereka di luar sumber daya khusus disiplin, tambahnya.
Kekhawatiran atas Biaya dan Strategi Akses Terbuka
Kritik terhadap kesepakatan tersebut telah dicatat dari pendukung model penerbitan alternatif, menurut sumber. Sridhar Gutam, seorang ilmuwan di ICAR-Institut Penelitian Hortikultura India dan pendiri Open Access India, menyatakan keprihatinan di Science tentang biaya tinggi, menunjukkan bahwa uang itu dapat dialokasikan dengan lebih baik untuk infrastruktur penelitian. Gutam juga menekankan perlunya mengadopsi model akses terbuka berlian, yang menghilangkan biaya bagi penulis dan pembaca.
Penyertaan Biaya Akses Terbuka Sedang Ditinjau
Menurut laporan, bagian dari perjanjian tersebut akan mencakup biaya pemrosesan artikel (APC), yang memungkinkan penulis untuk menerbitkan artikel akses terbuka secara gratis. Rahul Siddharthan dari Institute of Mathematical Sciences menunjukkan dalam Science bahwa APC, rata-rata $2000 per artikel secara global, sangat mahal bagi banyak sarjana India.
Kesepakatan ini telah dipandang sebagai langkah untuk menjembatani kesenjangan dalam akses akademik, meskipun seruan untuk reformasi sistemik jangka panjang dalam penerbitan ilmiah terus muncul.