Sebuah lubang hitam yang pernah diyakini menjembatani kesenjangan antara lubang hitam bermassa bintang dan supermasif telah dievaluasi kembali. Objek tersebut, yang sebelumnya diidentifikasi sebagai lubang hitam bermassa menengah di gugus bintang padat Omega Centauri, telah diklasifikasikan ulang sebagai gugus lubang hitam bermassa bintang yang lebih kecil. Temuan ini menantang kesimpulan sebelumnya tentang penemuan kategori lubang hitam yang sulit dipahami ini. Omega Centauri, yang terletak di dalam Bima Sakti dan berisi sekitar 10 juta bintang, telah lama dipelajari untuk karakteristik unik dan sisa-sisa potensial dari galaksi kerdil yang dikanibalisasi.
Analisis Omega Centauri
Menurut para peneliti, seperti yang dilaporkan oleh Live Science, identifikasi didasarkan pada kecepatan bintang yang tidak biasa di dalam inti Omega Centauri. Pergerakan ini awalnya dikaitkan dengan lubang hitam bermassa menengah, diperkirakan 8.200 massa matahari, diamati menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Studi baru, bagaimanapun, memperhitungkan data pulsar, yang mengarah pada kesimpulan yang direvisi. Pulsar, bintang neutron yang berputar cepat yang memancarkan berkas radiasi, memberikan wawasan terperinci tentang gaya gravitasi gugus tersebut.
Justin Read, seorang peneliti di University of Surrey, telah menyatakan kepada space.com bahwa analisis tim menunjukkan massa di pusat Omega Centauri tidak melebihi 6.000 massa matahari dan kemungkinan hidup berdampingan dengan lubang hitam bermassa bintang. Penilaian ulang ini menggarisbawahi perlunya metode canggih untuk menyelidiki gugus bintang padat dengan lebih tepat.
Pentingnya Lubang Hitam Massa Menengah
Lubang hitam bermassa menengah, menempati kisaran massa teoritis antara lubang hitam bermassa bintang dan supermasif, dianggap penting untuk memahami pertumbuhan lubang hitam menjadi raksasa supermasif. Terlepas dari kepentingannya, bukti yang mendukung keberadaan mereka masih belum meyakinkan. Andrés Bañares Hernández dari Instituto de Astrofísica de Canarias menyoroti kontribusi penelitian untuk menyempurnakan metode deteksi dan memajukan penelitian evolusi gugus bintang.
Sementara pencarian lubang hitam bermassa menengah terus berlanjut, penelitian ini juga menawarkan wawasan tentang pembentukan pulsar, menandai kemajuan dalam memahami lingkungan bintang yang padat. Para peneliti tetap optimis tentang penemuan masa depan seiring dengan berkembangnya teknik observasional.