Sebuah pecahan logam besar, yang digambarkan sebagai cincin selebar 8 kaki dengan berat sekitar 500 kilogram, menabrak desa Mukuku, Kabupaten Makueni, Kenya, pada 30 Desember. Objek itu, yang dilaporkan panas pada saat tabrakan, telah menimbulkan kecurigaan sebagai puing-puing luar angkasa. Badan Antariksa Kenya (KSA) telah mengamankan situs tersebut dan mengambil alih puing-puing untuk penyelidikan lebih lanjut. Insiden ini terjadi sekitar pukul 3 sore waktu setempat, menyebabkan kekhawatiran yang signifikan di antara penduduk setempat.
Investigasi Sedang Berlangsung
Menurut laporan Space.com, KSA sedang melakukan analisis terperinci untuk mengkonfirmasi asal usul objek tersebut. Penilaian awal menunjukkan hubungan potensial ke aktivitas terkait ruang angkasa, dengan kemungkinan mulai dari perangkat keras roket hingga komponen pesawat.
Jonathan McDowell, seorang astrofisikawan di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, menjelaskan kepada publikasi bahwa bukti pemanasan masuk kembali pada objek tidak segera terlihat, menunjukkan asal-usul alternatif dapat dipertimbangkan. Darren McKnight, seorang ahli puing-puing luar angkasa di LeoLabs, menjelaskan bahwa kemungkinan puing-puing yang masih hidup tidak dapat dikesampingkan karena bahan pengorbanan terbakar selama masuk kembali.
Koneksi Ruang Potensial
Tinjauan awal dari Database Reentry Aerospace Corporation menunjukkan hubungan potensial dengan tahap roket Atlas Centaur yang diluncurkan pada tahun 2004. Objek ini, yang ditunjuk 28385, telah diprediksi akan memasuki kembali atmosfer Bumi pada 30 Desember, dengan lintasan di atas Afrika.
Menyusul penemuan fragmen logam dari objek luar angkasa di Desa Mukuku, Kabupaten Makueni, Badan Antariksa Kenya telah mengeluarkan pernyataan berikut. Baca lebih lanjut untuk detail tentang insiden tersebut, temuan awal, dan langkah selanjutnya. pic.twitter.com/n8gsvoKku4
— Badan Antariksa Kenya (@SpaceAgencyKE) Januari 1, 2025
Namun, data yang bertentangan dari Angkatan Luar Angkasa AS menunjukkan bahwa tahap roket ini telah masuk kembali di atas Danau Baikal di Rusia, meninggalkan koneksi ruang angkasa puing-puing desa Mukuku yang belum terselesaikan.
Implikasi Lokal dan Global
Badan Antariksa Kenya telah mengakui kerja sama penduduk setempat dan pihak berwenang dalam melaporkan insiden tersebut. Spekulasi tetap ada mengenai sifat objek yang tepat, dengan perbandingan yang ditarik dengan teknik fabrikasi yang diketahui digunakan dalam industri luar angkasa dan penerbangan. Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat memberikan kejelasan, dengan para ahli terus mengeksplorasi asal-usul dan implikasinya bagi pengelolaan puing-puing ruang angkasa secara global.