Home Teknologi Analisis DNA Baru Menjelaskan Migrasi Pasca-Romawi dan Pengaruh Anglo-Saxon di Inggris

Analisis DNA Baru Menjelaskan Migrasi Pasca-Romawi dan Pengaruh Anglo-Saxon di Inggris

30
0

Sisa-sisa manusia dari periode setelah pemerintahan Romawi di Inggris sedang dipelajari dengan teknik analisis DNA yang inovatif. Para peneliti bertujuan untuk mengungkap misteri seputar transisi ke dominasi Anglo-Saxon dan memahami bagaimana populasi berinteraksi selama waktu ini. Metode ini menjanjikan untuk mengungkapkan perubahan genetik yang mencakup hanya beberapa ratus tahun, menawarkan wawasan tentang pola migrasi dan berbaur di antara berbagai komunitas di Inggris kuno. Temuan ini dapat menantang pandangan sejarah yang telah lama dipegang.

Metode Twigstats Mengungkap Pergeseran Genetik Terbaru

Menurut penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, teknik yang dikenal sebagai Twigstats, menganalisis perubahan genetik kecil dalam DNA manusia. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan di Francis Crick Institute bekerja sama dengan King’s College London. Sesuai laporan BBC, metode baru ini berfokus pada sisa-sisa manusia dari Inggris dan daratan Eropa antara 1 M dan 1.000 M. Proses ini mengidentifikasi pergeseran genetik dengan mengisolasi perubahan baru-baru ini, meninggalkan perubahan sebelumnya yang tidak diperiksa. Dengan membangun “silsilah keluarga” genetik yang terperinci, para peneliti dapat melacak interaksi dan tren migrasi lebih tepat dari sebelumnya.

Wawasan Revolusioner tentang Interaksi Kuno

Profesor Peter Heather, sejarawan di King’s College London, mengatakan kepada BBC bahwa penelitian itu “revolusioner,” menyoroti potensinya untuk mengklarifikasi sifat hubungan antara pendatang baru dan penduduk asli. Dia mempertanyakan apakah interaksi ini melibatkan konflik, kerja sama, atau asimilasi ke dalam elit yang berkuasa.

Implikasi Eropa yang Lebih Luas

Analisis DNA telah diuji pada sisa-sisa dari Skandinavia era Viking, selaras dengan beberapa catatan sejarah sambil menantang yang lain. Penemuan ini menggarisbawahi keandalan dan potensi metode untuk menulis ulang narasi sejarah.

Proyek ini, yang melibatkan lebih dari 1.000 peninggalan kuno, meluas melampaui Inggris untuk menjawab pertanyaan Eropa yang lebih besar. Profesor Heather menekankan relevansinya dengan peristiwa seperti transisi dari populasi berbahasa Jerman ke Slavia di Eropa Timur. Wawasan yang diperoleh dari DNA kuno juga diharapkan dapat menjelaskan tanggapan terhadap tantangan historis seperti pandemi, urbanisasi, dan perubahan pola makan.

Sumber