Home Teknologi Spesies Baru Ditemukan di Wilayah Alto Mayo Peru, Termasuk Ikan Lele Berkepala...

Spesies Baru Ditemukan di Wilayah Alto Mayo Peru, Termasuk Ikan Lele Berkepala Blob

28
0

Sebuah survei keanekaragaman hayati signifikan yang dilakukan di wilayah Alto Mayo Peru telah mengarah pada penemuan setidaknya 27 spesies baru, termasuk lele lapis baja bristlemouth ‘berkepala gumpalan’ yang mencolok dari genus Chaetostoma. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 ini menyoroti pentingnya ekologis wilayah tersebut, yang mencakup sekitar 780.700 hektar di departemen San Martín. Survei tersebut mendokumentasikan spesies dari Andes hingga Amazon, menekankan kebutuhan mendesak untuk upaya konservasi untuk melindungi ekosistem yang dinamis ini dan satwa liarnya yang terancam.

Temuan Survei

Menurut Conservation International, tim survei mengidentifikasi 2.046 spesies, termasuk 68 jenis ikan, di mana 18 di antaranya tercatat untuk pertama kalinya di cekungan Alto Mayo. Di antaranya adalah delapan spesies ikan yang baru dalam sains, termasuk Chaetostoma berkepala gumpalan, yang terkenal karena struktur kepalanya yang membesar, yang fungsinya masih belum diketahui. Para peneliti juga mendokumentasikan lebih dari 200 spesies kupu-kupu, 10 di antaranya baru ditemukan, dan 14 tercatat di wilayah tersebut untuk pertama kalinya.

Spesies Mamalia dan Amfibi Baru

Dr. Trond Larsen, direktur Program Penilaian Cepat Conservation International, menyatakan kepada sci.news bahwa empat spesies mamalia, termasuk tamarin sandar Andes, ditemukan secara eksklusif di lanskap Alto Mayo. Survei ini juga mengungkapkan tiga amfibi yang baru mengenal sains, termasuk salamander panjat dari genus Bolitoglossa. Dua spesies ular yang berpotensi tidak diketahui oleh sains juga dicatat selama ekspedisi.

Implikasi untuk Konservasi

Lebih dari 950 spesies tanaman vaskular dicatat, termasuk tiga tanaman yang mungkin baru dalam sains. Temuan juga mengungkapkan bahwa ekosistem di dekat pemukiman manusia mempertahankan keanekaragaman hayati yang tinggi. Para peneliti menekankan perlunya pengelolaan habitat ini secara berkelanjutan untuk memastikan kelangsungan hidup spesies dan mempromosikan kegiatan seperti ekowisata.

Dr. Larsen juga menyoroti peran teknologi seperti pengambilan sampel DNA lingkungan dan perangkap kamera dalam mendokumentasikan keanekaragaman hayati, menunjukkan potensi metode inovatif dalam penelitian ekologi dalam percakapannya dengan sci.news.

Sumber