“Enam minggu terakhir telah memberikan penangguhan yang rapuh tetapi vital, menawarkan sejumlah bantuan bagi Palestina dan Israel,” kata kepala PBB dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicaranya.
Selama periode gencatan senjata, ribuan truk yang membawa bantuan penyelamatan jiwa memasuki Gaza, menjangkau hampir setiap orang di Jalur Gaza.
Menurut laporan media, gencatan senjata selama enam minggu antara Israel dan Hamas berakhir pada hari Sabtu dengan negosiasi lebih lanjut antara kedua belah pihak masih tertunda.
Sekretaris Jenderal menekankan pentingnya mencegah kembalinya permusuhan, yang dia gambarkan sebagai potensi bencana. “Sangat penting bahwa semua upaya dilakukan untuk mencegah kembalinya permusuhan,” desak pernyataan itu.
Guterres menyerukan semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan menemukan jalan ke depan pada fase berikutnya dari gencatan senjata. Dia menyoroti perlunya gencatan senjata permanen dan pembebasan semua sandera untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan melindungi warga sipil.
“Gencatan senjata permanen dan pembebasan semua sandera sangat penting untuk mencegah eskalasi dan mencegah konsekuensi yang lebih menghancurkan bagi warga sipil,” kata kepala PBB dalam pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menekankan perlunya perlakuan manusiawi terhadap semua orang yang berada di bawah kekuasaan dan aliran bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan. Sekretaris Jenderal menyerukan agar bantuan didanai secara memadai dan disampaikan dalam lingkungan yang aman bagi warga sipil dan pekerja kemanusiaan.
“Bantuan kemanusiaan harus terus mengalir, tanpa hambatan, memastikan keselamatan dan keamanan warga sipil dan pekerja kemanusiaan,” tambahnya.
Saat Ramadhan, masa damai dan refleksi, dimulai, Guterres menyerukan de-eskalasi mendesak situasi di Tepi Barat yang diduduki dan mengakhiri semua kekerasan.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa siap mendukung semua upaya tersebut,” tegasnya dan melalui pernyataan tersebut menggarisbawahi komitmen PBB untuk mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Pernyataan hari ini muncul ketika Sekretaris Jenderal menuju ke Kairo, Mesir, di mana dia akan menghadiri pembicaraan tingkat KTT pada hari Selasa yang diselenggarakan oleh para pemimpin Arab tentang rekonstruksi Gaza.