Sebuah percobaan yang dilakukan oleh para peneliti di University of British Columbia telah mengungkapkan potensi terbatasnya cacing makan dalam mengatasi polusi plastik. Studi yang diterbitkan dalam Biology Letters pada 4 Desember, memperkirakan bahwa 100 cacing makan akan memakan waktu sekitar 138 hari, atau 4,5 bulan, untuk mengonsumsi satu masker wajah sekali pakai yang terbuat dari polypropylene. Temuan ini menggarisbawahi tantangan mengandalkan larva serangga untuk degradasi plastik skala besar sesuai dengan berbagai laporan.
Polusi Plastik dan Mikroplastik: Kekhawatiran yang Berkembang
Penelitian ini berfokus pada mikroplastik, yang merupakan fragmen plastik yang lebih kecil dari 5 milimeter dan terkait dengan masalah kesehatan yang parah seperti peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, seperti yang disarankan oleh penelitian sebelumnya. Eksperimen sebelumnya telah menunjukkan kemampuan beberapa spesies serangga, termasuk cacing tepung kuning (Tenebrio molitor) dan cacing super (Zophobas atratus), untuk mendegradasi berbagai jenis plastik. Namun, sebagian besar penelitian tersebut menggunakan bentuk bubuk atau plastik murni, daripada barang-barang manufaktur yang digunakan orang setiap hari, seperti yang dilaporkan oleh para peneliti.
Pengujian dan Pengamatan Dunia Nyata
Dipimpin oleh ahli ekologi Dr Michelle Tseng, tim memilih pendekatan yang lebih realistis dengan menggunakan masker wajah sekali pakai yang mengandung bahan tambahan dari proses manufaktur. Untuk mendorong konsumsi, plastik diolah menjadi mikrobit dan dicampur dengan dedak gandum. Menurut Dr Tseng dalam sebuah pernyataan, serangga itu dengan mudah mengonsumsi campuran ini, yang disebut “granola masker wajah.”
Tidak ada pengurangan yang signifikan dalam umur serangga yang diamati. Namun, pertanyaan mengenai keamanan menggunakan larva ini sebagai bahan baku dalam pertanian, terutama untuk unggas, diajukan. Dr Tseng mencatat bahwa cacing tepung yang mengonsumsi mikroplastik dalam jumlah besar mungkin tidak tetap aman untuk digunakan lebih lanjut dalam rantai makanan, seperti yang dilaporkan.
Tantangan dan Arah Masa Depan
Kelayakan penggunaan mealworm untuk degradasi plastik skala besar masih diragukan karena tingkat konsumsi yang lambat. Selama puncak pandemi COVID-19, Asia sendiri dilaporkan menggunakan 2 miliar masker wajah per hari, menyoroti ketidakpraktisan solusi semacam itu. Para peneliti telah menyarankan bahwa mengeksplorasi komposisi mikroba serangga ini dapat mengarah pada kemajuan dalam teknologi pemecahan limbah. Meskipun demikian, mengurangi penggunaan plastik ditekankan sebagai pendekatan paling efektif untuk mengelola krisis lingkungan ini.