Pemerintah China telah mengumumkan akan menawarkan subsidi pada smartphone dan perangkat elektronik pribadi lainnya untuk meningkatkan pengeluaran domestik, yang mengalami penurunan signifikan di era pasca-Covid dan sejak itu diperburuk oleh hambatan ekonomi global. Subsidi tersebut akan membantu merek meningkatkan diskon untuk smartphone, tablet, jam tangan pintar, dan produk audio untuk menarik lebih banyak pelanggan di pasar smartphone terbesar di dunia.
Bloomberg telah melaporkan, mengutip pengumuman dari lembaga perencanaan ekonomi utama China, bahwa subsidi smartphone baru akan menjadi bagian dari perluasan program tukar tambah nasional, yang saat ini berlaku untuk peralatan rumah tangga dan mobil. Keputusan pemerintah telah memenuhi harapan industri smartphone China karena menghadapi tantangan dalam merayu pelanggan, yang mengurangi pengeluaran mereka untuk smartphone karena meningkatnya beban keuangan dan, yang lebih penting, stagnasi yang tak terhindarkan dalam fitur perangkat.
Subsidi pemerintah, tambah laporan itu, juga akan membantu mendorong penjualan untuk merek-merek seperti Huawei dan Xiaomi, yang telah menggandakan upaya untuk menjual smartphone terbaru mereka. Huawei mengumumkan diskon besar pada model andalannya, diikuti oleh langkah serupa tetapi langka oleh Apple sebagai bagian dari mana pelanggan memenuhi syarat untuk mendapatkan diskon hingga CNY 500 untuk model iPhone teratas. Laporan tersebut menyebutkan bahwa langkah pemerintah juga akan menggairahkan industri e-commerce, yang bertanggung jawab atas sebagian besar penjualan smartphone.
Membagikan SOP untuk meningkatkan belanja konsumen untuk elektronik tidak hanya akan membantu pemerintah merebut kembali posisi China sebagai pasar smartphone terbesar di dunia, tetapi juga mempersiapkannya untuk menyerap dampak sanksi AS terhadap ekspor China. Program subsidi akan didanai melalui peningkatan penjualan obligasi treasury khusus ultra-long yang “secara signifikan”, menurut Yuan Da, wakil sekretaris jenderal Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional. Meskipun beberapa negara bagian China sebelumnya telah menawarkan penawaran serupa sebagai bagian dari program tukar tambah tahun lalu, keputusan pemerintah untuk membawanya secara nasional bisa lebih efektif.